Dugaan Pemusnahan Babuk, Kompolnas: Penyidik ​​Harus Bertanggung Jawab! | Dr. Borat

Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menanggapi laporan hilangnya barang bukti di Provinsi Kalimantan Utara. Kompolnas Kompolnas Poengky Indarti menyerukan agar kasus tersebut diusut tuntas.

Dikonfirmasi pada Senin, 17 April 2023, dia menegaskan: “Akan memalukan jika ada bukti bahan bakar hilang. Penyidik ​​harus bertanggung jawab atas hilangnya barang bukti.”

Barang bukti terkait bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang disita oleh Badan Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kalimantan Utara hilang. Barang bukti diesel dan perovskite tersebut merupakan hasil penangkapan BBM ilegal pada April 2022 di Nunukan.

Poengky mengatakan, BBM ilegal yang disita itu harus dijaga dan diawasi oleh petugas kasus. Ia meminta Itwasum Polri segera turun tangan mengaudit kasus tersebut di Polres Kaltara.

“Selaku fungsional Kapolri, Kompolnas akan mengklarifikasi kasus tersebut,” kata Poengky.

Menurutnya, jika barang bukti hilang karena keterlibatan anggota kepolisian, proses pidana harus ditempuh. Poengky mendorong adanya hukuman berat, seperti pemecatan, bagi mereka yang nakal dan memutarbalikkan bukti.

“Kami berharap jika anggota Polri memang terlibat, maka yang terlibat harus ditindak secara pidana dan dipecat dari Polri,” ujarnya.

Hilangnya barang bukti ini terungkap beberapa waktu lalu saat Kejaksaan Negeri Nunukan membubarkan berkas kasus kebocoran BBM ilegal. Penolakan itu karena jumlah barang bukti yang disita Bareskrim Polda Kalimantan Utara tidak sesuai dengan berita acara pemeriksaan (BAP).

Hartanto, Kepala Bagian Barang Bukti dan Barang Sitaan (BB-BR) Kejaksaan Nunukan menjelaskan, Polres Kaltara menemukan solar sebanyak 28.068 liter dan perovskite sebanyak 54.254 liter.

Namun volume solar diturunkan dari 28.068 liter menjadi 6.000 liter. “Bukti diesel dan perovskite ada di atas Landing Craft Tank (LCT),” ujarnya, Rabu, 12 April 2023.

Kapolda Kaltara Daniel Adityajaya, AKBP melalui Kombes Pol Budi Rachmat, Kabid Humas (Humas) Polda Kaltara, mengaku belum mengetahui penyebab sebenarnya barang bukti BBM bermasalah tersebut.

“Kami akan melakukan studi mendalam untuk mengetahui mengapa bukti bahan bakar terdepresiasi,” jelasnya.

Jangan lupa untuk mengikuti memperbarui dan berita lainnya mengikuti akun berita Google Nomor perangkat medis

(ADN)