Jakarta, 29 Maret 2023
Kementerian Kesehatan menitikberatkan arah pembangunan kesehatan pada kesadaran masyarakat terhadap pencegahan penyakit. Berbagai upaya telah dilakukan di tingkat Puskesmas dan Posyandu, terutama dalam pencegahan kematian ibu dan bayi serta pencegahan stunting.
Upaya Kementerian Kesehatan dengan mengirimkan 10.000 Ultrasound (USG) ke seluruh Puskesmas di Indonesia secara bertahap. Tujuan Indonesia adalah untuk mengurangi rasio kematian ibu menjadi 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Sementara itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Indonesia menargetkan untuk menurunkan rasio kematian ibu menjadi 183 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2024.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Dr. Mohammad Syahril mengatakan dengan adanya USG di Puskesmas akan meningkatkan peluang ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya. Telah menjalani setidaknya 4 hingga 6 tes kehamilan selama kehamilan.
“Dua pemeriksaan ini harus diperiksa ke dokter. Melalui pemeriksaan dokter ini, akan ada kerjasama dengan bidan dan dokter spesialis kebidanan,” Syahril.
Jika ada kelainan dan kemungkinan risiko komplikasi persalinan, maka akan dilihat dan diuji pada kehamilan nanti. Karena angka kematian ibu saat ini sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Alat USG tersebut berbentuk USG portable sehingga dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yaitu daerah sekitar di kedua ujung perbatasan Indonesia. Dengan menggunakan alat USG ini, diharapkan ibu hamil dapat mendeteksi sejak dini jika ada risiko saat persalinan atau jika ada gangguan pertumbuhan pada janin.
Kata dr syahril, dengan ultrasonografi, rujukan ke rumah sakit lebih awal bisa dilakukan. Dengan cara yang sama, ukuran bayi yang terlalu besar, apakah itu persalinan alami atau operasi caesar, dapat dinilai dengan USG B, dan calon ibu dapat membuat rencana sebelum waktu persalinan tiba.
Skrining USG juga dapat mencegah keterlambatan perkembangan pada anak. Pertumbuhan janin yang terlambat dapat dideteksi dengan menggunakan peralatan USG.
Intervensi gizi selanjutnya dapat diberikan kepada ibu agar proses kehamilan berjalan lebih baik dan anak tidak lahir stunting.
Selain itu, untuk mencegah keterlambatan perkembangan pada bayi setelah lahir diperlukan pengukuran rutin menggunakan antropometri. Tahapan bagian kesehatan mengirimkan 313.737 data antropometri untuk 303.416 Posyandu dan ditargetkan selesai pada tahun 2024.
Pemenuhan kebutuhan USG dan antropometri bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan stunting anak. Hal ini karena ketersediaan pelayanan antenatal yang berkualitas dan teratur selama kehamilan akan menentukan kesehatan ibu dan anak.
Untuk mendukung berbagai upaya pencegahan, Kementerian Kesehatan melakukan konsolidasi dan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar. Sebanyak 10.000 Puskesmas dan 85.000 Puskesmas Pembantu (Pustu) direvitalisasi.
“Pelayanan kesehatan akan terintegrasi mulai dari pelayanan di Puskesmas sampai dengan pelayanan di tingkat desa,” kata dr. Syahril.
Diperlukan kelembagaan yang baik dan terorganisir, perhatian terhadap pelayanan kesehatan dibakukan, apa yang kurang akan diisi infrastruktur dan SDM, dan prosesnya didigitalkan.
Pengabdian ini dilakukan melalui kegiatan porthatu dan kunjungan rumah kader. Untuk tujuan ini, pengaturan kelembagaan, sumber daya, dan model pembangunan hierarkis diperlukan untuk membuat integrasi layanan kesehatan berjalan dengan baik.
Dr. Syahril menambahkan, upaya mewujudkan USG, antropometri dan revitalisasi Puskesmas merupakan implementasi dari pilar pelayanan primer dalam transformasi kesehatan. Kementerian Kesehatan telah menginisiasi transformasi kesehatan melalui 6 pilar, yaitu Pilar Pelayanan Primer, Pilar Pelayanan Rujukan, Pilar Pembiayaan Kesehatan, Pilar Ketahanan Kesehatan, Pilar SDM Kesehatan dan Pilar Teknologi Kesehatan.
Pesan itu disiarkan oleh Badan Komunikasi dan Layanan Kemanusiaan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut hubungi nomor hotline Halo Kemenkes 1500-567, SMS 081281562620 dan email contact@kemkes.go.id (D2).
sekretaris komunikasi dan layanan publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid
Berita Kesehatan Terkini Hari ini
Berita Kesehatan
bpjs kesehatan
kesehatan
poster kesehatan
cek bpjs kesehatan
call center bpjs kesehatan
edabu bpjs kesehatan
protokol kesehatan
dinas kesehatan
iuran bpjs kesehatan
kesehatan mental
cek bpjs kesehatan dengan nik
kondisi kesehatan mental
cara cek bpjs kesehatan
tes kesehatan mental
cara daftar bpjs kesehatan
menteri kesehatan
kantor bpjs kesehatan terdekat
daftar bpjs kesehatan online
asuransi kesehatan
alat kesehatan
kartu bpjs kesehatan
toko alat kesehatan terdekat
kementerian kesehatan
daftar bpjs kesehatan
cara cek bpjs kesehatan di hp
contoh poster kesehatan
bpjs kesehatan login
logo kesehatan
cek tagihan bpjs kesehatan
kesehatan masyarakat
kantor bpjs kesehatan
toko alat kesehatan
pusat kesehatan masyarakat
cek iuran bpjs kesehatan
makanan yang lezat namun dapat membahayakan kesehatan hukumnya adalah
login bpjs kesehatan
poster tentang kesehatan
gambar poster kesehatan
cara membuat bpjs kesehatan
bpjs kesehatan online
hari kesehatan nasional
cek bpjs kesehatan online
antrian online bpjs kesehatan
pcare bpjs kesehatan
kalung kesehatan
lpse kesehatan
hari kesehatan mental sedunia
pantun kesehatan
cara cek bpjs kesehatan aktif atau tidak
artikel tentang kesehatan