Robot baru Bayucaraka ITS siap unjuk gigi di Singapura | Dr. Borat

Jakarta: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali bersinar di kancah robotika internasional. Menyusul tim roboboat Barunastra, kali ini tim robot terbang Bayucaraka ITS bersiap untuk mengikuti Kompetisi Internasional Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2023 di Singapura.

Tiga robot drone bernama Soero Alpha, Soero Beta dan Soero Airon serta empat remote controller terbaru yang dipamerkan pada peluncuran ini diluncurkan langsung oleh Perdana Menteri ITS Mochamad Ashari. Tiga robot berbasis otonom itu akan bertarung di dua dari delapan kategori yang ada, semi-otonom (D1) dan otonom (D2), di negara tetangga mulai 25 Maret hingga 1 April 2023.

Melalui keterangannya, Ashari mengungkapkan rasa bangganya terhadap tim Bayucaraka ITS yang siap dengan segala kebutuhan untuk kompetisi bergengsi ini. “Berdasarkan pencapaian tahun lalu dan persiapan Bayucaraka yang matang, kami optimistis tim ini bisa meraih trofi juara pertama,” ujar peraih Obsession Award 2023 itu.

Untuk persiapan kompetisi bergengsi ini, Bayucaraka ITS mengirimkan enam perwakilan tim Soeromiber. Ashari mengatakan, keluarga besar ITS juga mengucapkan selamat bertanding dan berkibar bersama ITS dan bangsa Indonesia di kancah internasional ini.

“Disiplin tim, kesabaran dan strategi yang baik adalah kunci dalam permainan ini,” Ashari menyemangati.

jadi sasaran

Thoriq Akbar Maulana, Ketua Tim Bayucaraka ITS, menjelaskan kompetisi yang diselenggarakan oleh SO National Laboratory dan Singapore Science Center serta didukung oleh Kementerian Pertahanan Singapura ini merupakan salah satu tujuan utama Bayucaraka. “Tiga trofi yang kami raih tahun lalu memang tidak ideal, dan kami akan lebih meningkatkan lagi di kompetisi tahun ini,” ujarnya optimis.

Dua dari tiga robot yang dibawa kali ini adalah jenis drone swap. Keduanya saling berhubungan dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas menggerakkan bola ke sasaran yang dituju.

Drone jenis ini menggunakan teknologi otonom dan tidak memerlukan sentuhan manusia untuk menggerakkannya.Sementara itu, drone lain bertujuan untuk meningkatkan tas peluru Dan klip kertas Kesulitannya lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, Thoriq menambahkan dalam kompetisi ini, Bayucaraka ITS telah menghadirkan inovasi terbaru dari segi teknologi yang berbeda dari sebelumnya. Menggunakan jenis remote dengan sensor gerak, gerakan tangan dapat dideteksi, yang nantinya akan diubah untuk menjalankan drone.

“Selain itu, ada jenis remote control, yang bisa mendeteksi gerakan tangan melalui kamera, lalu mengubahnya untuk mengoperasikan drone kita.” Ucap mahasiswi teknik transportasi laut itu dengan semangat.

Epidonta Ginting, salah seorang anggota bagian mekanik, menjelaskan kesulitan yang dialami tim dalam mengembangkan robot tersebut adalah jenis sepenuhnya otonom“Banyak masalah yang ditemukan dalam latihan, jadi kami perlu lebih banyak melakukan trial and error untuk meningkatkan poin dalam permainan,” jelas Epin.

Acara tersebut dihadiri oleh beberapa pimpinan ITS dan beberapa awak media yang diakhiri dengan demonstrasi peluncuran vertical takeoff launcher. Artinya, melalui eksperimen penerbangan dua drone otonom, tugas tersebut berhasil diselesaikan.

Untuk merebut gelar juara pertama, tim Bayucaraka telah melakukan penelitian dan pelatihan sejak tahun lalu, dan kesiapan tempur tim telah matang untuk mewujudkan kemampuan robot drone yang akan segera terbang. “Dengan segala persiapan, kami berharap bisa mencapai target juara pertama dengan mudah,” kata Torric.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.

(Eropa Tengah)