Kisah dosen Mercy UNS yang pertama kali merasakan Ramadhan di Jepang | Dr. Borat

Jakarta: Ramadhan tahun ini merupakan pengalaman puasa pertama Mercy Bientri Yunindanova di Jepang. Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini sedang melanjutkan studi master (S3) di Osaka University, Jepang.

Banyak hal yang bisa dirasakan berbeda saat menjalani Ramadan di Jepang dan Indonesia. Apalagi ini juga merupakan tahun pertama Mercy tinggal di Jepang.

“Tentunya tidak semeriah atau serasa Ramadan di Indonesia. Karena kami (Muslim) minoritas di sini, terutama di Jepang, kami terbiasa dengan suasana sepi, sehingga tidak terdengar adzan. Mungkin ini juga tantangan untuk beribadah di negara minoritas muslim,” ujar Mercy dikutip dari laman uns.ac.id, Selasa, 4 April 2023.

Laju kerja di Jepang tidak berbeda selama Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya, kata Mercy. Semuanya aktif seperti biasa. Selain itu, ritme kerja orang Jepang dikenal disiplin, sehingga tidak ada aturan untuk datang terlambat atau pulang lebih awal selama Ramadhan.

Termasuk, tidak masalah bagi non muslim untuk makan dan minum di sekitar orang yang berpuasa. Mercy dan sahabat muslim lainnya harus menyesuaikan dan mengatur energinya agar tetap produktif meski berpuasa.

“Tapi kami juga bersyukur karena orang Jepang sekarang sudah mengenal kata Ramadan, jadi walaupun aktivitas mereka masih normal, ketika kami menjelaskan bahwa kami berpuasa, ketika ada aktivitas yang berhubungan dengan makan, mereka berbuka puasa pada kami. Kemudian jadwalkan acaranya,” kata Mercy.

Dia mengungkapkan bahwa pesta kini telah dipindahkan ke malam hari. Sebelumnya, ketika mereka tidak mengumumkan puasa, biasanya itu adalah pertemuan atau pesta di siang hari.

“Jadi, Alhamdulillah mereka bisa menghargai apa yang kita lakukan Ramadhan ini,” kata Mercy.

Sedangkan waktu puasa di Jepang tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Karena sekarang musim semi.

“Kami merasa sangat beruntung Ramadhan tahun ini mengantarkan bunga sakura, Alhamdulillah. Dan kami bersyukur musim semi ini durasi puasa relatif sama dengan di Indonesia. Jadi subuh sekitar pukul 04.30 waktu Jepang dan kami berada di Puasa dimulai sekitar pukul 18.15 waktu Jepang,” kata Mercy.

Muslim juga dapat dengan mudah menemukan musala atau masjid. Umat ​​muslim dari berbagai negara dan Indonesia juga biasanya merayakan buka puasa atau buka puasa bersama yang dapat membuat suasana Ramadhan semakin terasa.

Bahkan, Mercy dan sahabat muslim lainnya juga bergantian memasak atau menyiapkan menu buka puasa. Mereka bisa mencicipi menu buka puasa dari berbagai negara muslim.

Meski begitu, masih ada suasana nostalgia Ramadhan di Tanah Air. Ini seperti suara sholat di masjid yang tidak bisa Anda temukan di Jepang. Dari sana, bagaimanapun, dia mampu mengurai Ramadhan tahun ini secara lebih mendalam.

“Ketika kita tinggal di Indonesia, kita patut bersyukur atas kemudahan beribadah di bulan Ramadan karena lingkungannya sangat mendukung. Selain itu, kita merasa diberdayakan. Selain lebih percaya diri ketika Allah memberikan ujian, ini menurut Putra-Nya. Kemampuan umat. Sehingga kita semakin yakin, insya Allah kita bisa melaksanakan ibadah puasa ini seirama menuntut ilmu di Jepang,” ujarnya.

(Kebajikan)