Sri Mulyani menjelaskan ada 805 pengaduan yang masuk ke sistem pelaporan Kementerian Keuangan | Dr. Borat

JAKARTA: Belakangan ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjadi sorotan karena berbagai masalah menodai Kementerian Keuangan. Mulai dari pamer aset hingga transaksi sporadis senilai 349 triliun rupiah. Oleh karena itu, hari ini, Senin, 27 Maret 2023, Panitia Kesebelas DPR RI menggelar rapat kerja dengan Kementerian Keuangan.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya telah menerima 805 pengaduan dari masyarakat melalui Whistleblowing System (WiSe) Kementerian Keuangan.

“Tahun 2022, kami menerima 805 pengaduan masyarakat atas tata kelola Kementerian Keuangan di website Kementerian Keuangan,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI Jakarta, Senin, 27 Maret 2023.

Dari 805 pengaduan pada tahun 2022, sebanyak 185 pegawai akan dikenakan sanksi disiplin terkait kecurangan, sedangkan 620 pegawai non-penipuan, kata Sri Mulyani.

“Berdasarkan semua laporan yang diterima, tentunya akan kami tindak lanjuti dan tindak lanjuti,” kata Sri Mulyani.

Menurut data yang diberikan, dari laporan yang diterima, sebanyak 306 pengaduan dipercayakan kepada departemen kepatuhan internal pada tahun 2020. Tahun 2021 menjadi 405 dan tahun 2022 menjadi 582.

Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani juga membongkar isu isi surat PPATK terkait transaksi mencurigakan senilai Rp349 triliun. Sri mengatakan surat tertanggal 9 Maret 2023 dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tidak mencantumkan nilai transaksi.

“Suratnya tidak bernomor dan saya sendiri sudah menerima surat dari PPATK yang diterima dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2023. Ini baru pertama kali PPATK mengirimkan surat kompilasi,” kata Sri Mulyani.

Kemudian pada 13 Maret 2023, Kepala PPATK mengirimkan surat yang didalamnya terlihat total nilai transaksi Rp 349 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan, pada 19 Mei 2020 lalu, terjadi transaksi penting senilai Rp 189 triliun. Melihat banyaknya orang, Mu Yani akan segera melancarkan penyelidikan lebih lanjut.

Namun mengingat surat tersebut bersifat sangat rahasia atau rahasia, Mu Yani tidak bisa menyampaikan isi surat tersebut secara detail.

Jangan lupa untuk mengikuti memperbarui dan berita lainnya mengikuti akun berita Google Nomor perangkat medis

(MBM)